PENGENALAN
DAN ARSITEKTUR E-COMMERCE
Definisi E-Commerce
Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik),
sebagai bagian dari Electronic Business (bisnis yang dilakukan dengan
menggunakan electronic transmission), oleh para ahli dan pelaku bisnis dicoba dirumuskan
definisinya. Secara umum e-commerce dapat didefinisikan sebagai segala bentuk
transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service)
dengan menggunakan media elektronik. Jelas, selain dari yang telah disebutkan
di atas, bahwa kegiatan perniagaan tersebut merupakan bagian dari kegiatan
bisnis. Kesimpulannya, “e-commerce is a part of e-business”.
Pilar-pilar E-Commerce
1. Pilar orang terdiri
dari pembeli, penjual, perantara, jasa, orang sistem informasi dan manajemen.
2. Pilar kebijakan publik meliputi pajak, hukum dan isu privasi, bebas bicara
dan nama domain.
3. Pilar standar teknis mencakup dokumen, keamanan dan protikol jaringan dan
sistem pembayaran.
4. Pilar organisasi adalah patner, pesaing, asosiasi dan pelayanan
pemerintah.
Infrastruktur
1. Infrastruktur
jasa bisnis umum terdiri dari keamanan kartu cerdas (otentikasi), pembayaran elektronik,
direktori / katalog.
2. Infrastruktur
distribusi informasi dan pesan meliputi EDI (electronic data interchange),
e-mail, hypertext transfer protocol.
3. Infrastruktur
publikasi jaringan dan kandungan multimedia mencakup HTML, Java, Flash, WWW,
VRML, PHP, ASP dan sebagainya.
4. Infrastruktur
Jaringan terdiri dari telekom, TV kabel, wireless, internet (VAN, WAN, LAN,
Intranet, ekstranet).
Jenis-jenis
E-Commerce
Kegiatan E-Commerce mencakup banyak hal,
untuk membedakannya E-Commerce dibedakan menjadi 2 berdasarkan
karakteristiknya:
1.
Business to
Business, karakteristiknya:
a. Trading
partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin hubungan
yang berlangsung cukup lama.
b. Pertukaran
data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format data yang telah
disepakati bersama.
c. Salah satu
pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya untuk mengirimkan data.
d. Model yang
umum digunakan adalah peer to peer, di mana processing intelligence dapat
didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
2.
Business
to Consumer, karakteristiknya:
a. Terbuka
untuk umum, di mana informasi disebarkan secra umum pula.
b. Servis
yang digunakan juga bersifat umum, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak.
c. Servis
yang digunakan berdasarkan permintaan.
d. Sering
dilakukan sistim pendekatan client-server.
Manfaat E-Commerce bagi konsumen :
1. Memungkinkan
pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi lain selama 24 jam sehari sepanjang
tahun dari hampir setiap lokasi.
2. Memberikan
lebih banyak pilihan kepada pelanggan; mereka bisa memilih berbagai produk dari
banyak vendor.
3. menyediakan
produk-produk dan jasa yang tidak mahal kepada pelanggan dengan cara
mengunjungi banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat.
4. Dalam
beberapa kasus, khususnya pada produk-produk yang digitized, EC menjadikan pengiriman
menjadi sangat cepat.
5. Pelanggan
bisa menerima informasi relevan secara detail dalam hitungan detik, bukan lagi
hari atau minggi.
6. Electronic
commerce memungkinkan partisipasi dalam pelelangan maya (virtual auction).
7. Electronic
commerce memberi tempat bagi para pelanggan untuk berinteraksi dengan pelanggan
lain di electronic community dan bertukar pikiran serta berbagai pengalaman.
8. Electronic
commerce memudahkan persaingan, yang pada akhirnya akan menghasilkan diskon
secara substansial.
Keterbatasan teknis didalam implementasi
E-Commerce :
1.
Kurangnya sistem
keamanan
2.
Bandwidth tidak
mencukupi
3.
Aplikasi masih
dalam perkembangan
4.
Sulit menyatukan
Internet dan EC
Keterbatasan Non teknis didalam implementasi
E-Commerce :
1. Biaya
dan justifikasi. (34.8 % dari responden).
Biaya pengembangan EC dalam rumah bisa sangat tinggi, dan kekeliruan yang
disebabkan oleh kurangnya pengalaman bisa mengakibatkan adanya delay
(penangguhan).
2.
Sekuritas
dan privasi. ( 17 ,2 %). Kedua isu ini
penting, khususnya di wilayah B2C, lebih khusus lagi isu sekuriti yang
dipandang serius dibanding yang sebenarnya bila diterapkan inskripsi yang
tepat. Ukuran-ukuran privasi secara konstan bisa diperbaiki. Tetapi, pelanggan
memandang issu ini sebagai persoalan sangat penting, dan industri EC memiliki
tugas jangka panjang dan berat untuk meyakinkan pelanggan bahwa transaksi
online dan privasinya, sesungguhnya sangat aman.
3.
Sedikit
kepercayaan dan resistensi pemakai (4,4 %). Pelanggan tidak
mempercayai penjual tanpa wajah yang tidak mereka kenal (kadang-kadang mereka
tidak percaya bahkan meskipun sudah mengenalnya), transaksi tanpa kertas, dan
uang elektronis. Karena itu pergeseran dari toko fisikal ke toko virtual
kemungkinan menghadapi kesulitan tersendiri.
Demikianlah resume yang dapat saya buat, apabila ada
kekurangan dan kesalahan saya minta maaf.
Enjoy guys!!!
x.o.x.o
Veronika Trianita - 41810010068
Tidak ada komentar:
Posting Komentar